Maria Shandy: Membuat Tuhan Tersenyum Melalui Puji-Pujian
Bapa sentuh hatiku
Ubah hidupku menjadi yang baru
Bagai emas yang murni
Kau membentuk bejana hatiku
Bapa ajarku mengerti
Sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir
Yang tiada pernah berhenti
Bagai air mengalir
Yang tiada pernah berhenti
Banyak di antara kita tentu familier dengan kedua bait tersebut dan dapat membaca sambil menyanyikannya dalam hati. Penggalan lagu berjudul “Sentuh Hatiku” ini dirilis pada tahun 2007 dan dinyanyikan oleh seorang penyanyi rohani bernama Maria Shandi. Lagu ini hanyalah satu dari sekian banyak lagu rohani yang telah dinyanyikan Maria sepanjang karirnya di dunia musik. Sekarang suara merdu Maria semakin mudah kita dengarkan melalui berbagai kanal media seperti di saluran YouTube yang menggunakan nama Maria Shandi.
Di tengah dunia yang menawarkan begitu banyak pilihan karier, Maria dengan yakin menetapkan hatinya untuk konsisten menjadi seorang penyanyi lagu rohani yang membawa berkat bagi banyak orang. Namun tentu ada banyak tantangan dan pergumulan yang dialami oleh Maria selama ini. Berikut adalah beberapa jawaban Maria Shandi atas beberapa pertanyaan yang diajukan oleh redaksi Nafiri terkait perjalanan pelayanannya.
Nafiri : Bagaimana awal cerita Maria sehingga bisa terjun dan terpanggil untuk melayani Tuhan melalui puji-pujian rohani?
Maria : Dari kecil, saya sangat suka dengan musik. Lalu pada umur lima tahun, orang tua saya memberikan kursus piano, dan di umur sebelas tahun kursus vokal. Sejak saat itu, saya mulai berlatih musik 1–2 jam setiap hari sampai suatu hari saya bermimpi ingin memberkati orang lain melalui musik. Saya mulai aktif bermusik di kegiatan sekolah dan gereja.
Tahun 2007, ada sebuah stasiun TV yang akan menayangkan sinetron bertema Paskah. Lalu produser musik dari film tersebut menghubungi saya untuk mencoba merekam suara saya, kalau pihak TV cocok baru akan dipakai. Singkat cerita, puji Tuhan akhirnya lagu tersebut dipakai dan menjadi salah satu lagu dalam album perdana saya. Sejak saat itu, saya mulai melayani Tuhan melalui musik.
Nafiri : Pernahkah terpikir untuk menjadi penyanyi nonrohani yang bisa lebih terkenal secara dunia dan ‘lebih gemerlap’, atau terpanggil untuk melayani Tuhan di bidang lainnya?
Maria : Tidak pernah, karena saya merasa panggilan saya adalah sebagai penyanyi rohani. Saya juga meyakini bahwa melayani Tuhan adalah ketika kita menjalankan peran kita setiap hari dengan maksimal dan untuk menyenangkan hati Tuhan. Ketika saya berusaha untuk jadi ibu dan istri yang baik supaya Tuhan tersenyum, itu salah satu bentuk pelayanan saya. Ketika di bisnis, saya berusaha untuk jadi seorang yang punya integritas dan melakukannya untuk Tuhan, itu pun bentuk pelayanan saya. Jadi pelayanan tidaklah terbatas hanya di gereja tapi di seluruh aspek kehidupan kita.
Nafiri : Bagaimana lingkungan mempengaruhi perjalanan pelayanan Maria hingga saat ini?
Maria : Lingkungan yang paling mempengaruhi adalah keluarga. Sejak kecil, ayah saya selalu mengingatkan tentang mimpi saya. Kalau lagi malas latihan musik, tidak jarang beliau menemani saya untuk latihan dan memberikan hadiah kalau saya berhasil menyanyikannya dengan baik. Ibu saya selalu membuat rumah menjadi tempat yang nyaman buat saya bereksplorasi. Orang tua saya selalu mengingatkan, melayani bukan untuk mencari hidup tapi untuk memberi hidup.
Nafiri : Apa saja kesibukan Maria Shandi saat ini?
Maria : Saat ini sebagian besar waktu untuk mengurus anak yang masih berumur satu setengah tahun. Selebihnya saya mengurus bisnis keluarga dan pelayanan bermusik.
Nafiri : Bagaimana pandemi COVID-19 selama dua tahun kemarin mempengaruhi kegiatan Maria?
Maria : Saya menikah dan punya anak ketika pandemi. Jadi mengharuskan lebih banyak di rumah karena hamil dan ada bayi. Sehingga hampir semua aktivitas saya kerjakan dari rumah.
Nafiri : Setelah menikah dan memiliki seorang anak, bagaimana perasaan Maria serta tantangan apa yang dirasakan dengan adanya peran baru ini?
Maria : Anak saya lagi suka mencium saya tiba- tiba. Duh, waktu dia cium, rasanya dunia berhenti berputar, beneran. Rasanya bahagia banget dan ingin menghentikan waktu. Jadi terpikir, Bapa di Surga juga pasti sangat bahagia ya kalau kita mencintai Dia dengan tulus tanpa embel-embel karena mau berkat atau masuk Surga. Sejak menikah dan memiliki anak, membagi waktu menjadi salah satu tantangan buat saya sampai saat ini. Jadi saya membuat prioritas dan agenda.
Nafiri : Bagaimana peran menjadi seorang istri dan ibu saat ini mempengaruhi pelayanan Maria dalam dunia musik?
Maria :Semenjak jadi ibu, waktu terasa sebagai suatu perwujudan yang nyata. Melihat anak bertumbuh dari bayi sampai sekarang sudah satu setengah tahun, rasanya waktu berlalu begitu cepat. Sekarang saya jadi lebih menghargai setiap momennya. Ingin bener-bener hadir dalam setiap momen dan berusaha mengingatkan diri sendiri untuk hidup maksimal setiap hari.
Nafiri : Bagaimana pendapat Maria terkait perkembangan musik rohani Kristen di Indonesia saat ini?
Maria : Sekarang musik rohani semakin variatif karena banyak gereja sekarang memiliki musiknya sendiri.
Nafiri : Bagaimana pendapat pribadi tentang pembajakan lagu termasuk lagu-lagu rohani?
Maria : Sayangnya, pembajakan di Indonesia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Tapi dengan adanya YouTube dan berbagai platform musik lainnya, membuat pendengar bisa dengan mudah mendapatkan musik dengan harga yang terjangkau.
Nafiri : Adakah sharing kesaksian dari ‘penggemar’ yang mendapat berkat dari mendengarkan atau menyanyikan lagu Maria?
Maria : Kesaksian paling sering saya dengar adalah mereka menemukan kasih Tuhan lewat lagu yang saya nyanyikan.
Nafiri : Adakah lagu favorit Maria dari semua lagu yang telah diciptakan atau dinyanyikan hingga saat ini, dan mengapa itu menjadi lagu favorit Maria?
Maria : Ada banyak lagu yang saya suka tergantung suasananya. Tapi salah satu lagu favorit saya saat ini adalah “Semua Kan Berlalu”. Lagu ini selalu mengingatkan bahwa kesedihan akan berlalu, kebahagiaan akan berakhir. Berharaplah hanya kepada Tuhan, satu-satunya yang abadi.
Nafiri : Apakah ada lagu yang tercipta dari pergumulan terberat atau sukacita terbesar Maria?
Maria : Ada, judulnya “Kumiliki Segalanya”. Lagu ini saya tulis ketika beberapa tahun lalu ada peristiwa hidup yang menguras tenaga, pikiran, dan air mata. Tapi saya bersyukur mengalaminya karena justru itu titik balik kerohanian saya. Saya mulai haus akan Tuhan dan ingin mengenal-Nya lebih dalam. Lagu ini ditulis ketika saya di titik terbawah hari-hari saya pada saat itu. Tapi saya tahu semua proses baik adanya untuk menyempurnakan. Lagu ini tentang walaupun kita tidak memiliki apa pun dan siapa pun, selama kita memiliki Tuhan, kita memiliki segalanya.
Nafiri : Tantangan terbesar apa yang Maria rasakan ketika menjadi seorang penyanyi rohani? Adakah pengalaman berkesan yang menjadi sebuah titik balik atau hal yang menginspirasi Maria untuk bangkit kembali?
Maria : Tantangan terbesar buat saya adalah bagaimana saya harus berusaha menjadi teladan serta menghidupi apa yang saya sampaikan dan nyanyikan. Saya tidak ingin tampil seperti ‘malaikat’ hanya di saat saya nyanyi di depan jemaat, tapi yang terpenting adalah bagaimana karakter dan sikap hidup saya sehari-hari. Ini adalah perjuangan yang luar biasa, saya berharap bisa menjadi berkat bukan hanya ketika bernyanyi tapi juga dalam keseluruhan hidup saya.
Nafiri : Apa sebenarnya harapan dan visi Maria bagi para pendengar lagu-lagu rohani yang diciptakan oleh Maria?
Maria : Harapannya agar supaya semua yang mendengar lagu saya, bisa merasakan kasih Tuhan. Dan kasih-Nya bisa kita salurkan kepada orang-orang di sekitar kita lewat perkataan dan perbuatan kita setiap hari.
Nafiri : Apa saja rencana Maria kedepannya dan apakah ada album baru yang sedang dikerjakan atau akan segera dirilis?
Maria : Rencana akan rilis album baru dalam beberapa waktu ke depan dan sekarang sedang proses mengumpulkan materi.
Nafiri : Pernahkah Maria merasa jenuh? Siapa dan apa yang menjadi motivasi sehingga tetap bertahan sampai saat ini?
Maria : Pernah. Keluarga dan komunitas yang selalu menjadi support system terbaik. Dan biasanya kalau sudah mulai jenuh, saya kembali mengingat kalau semua yang saya lakukan harusnya hanya satu tujuannya, yaitu: Membuat Tuhan tersenyum.
Nafiri : Adakah masukan dan saran khusus bagi teman-teman yang tertarik atau mendapat panggilan untuk melayani Tuhan secara penuh waktu menjadi seorang penyanyi atau musisi rohani?
Maria : Jadilah musisi yang cemerlang, gali potensi semaksimal mungkin sebagai tanda bahwa kita melayani-Nya dengan sebaik-baiknya. Dan memiliki hubungan yang manis dengan Tuhan setiap hari, karena kesuksesan pelayanan kita di atas panggung ditentukan dari hubungan kita dengan Tuhan setiap hari. Ketika kita punya hubungan yang manis dengan Tuhan, maka gairah yang sama akan sampai ke mereka yang mendengarkan.
Semoga cerita dan pengalaman yang dibagikan oleh Maria Shandi ini, dapat menginspirasi dan mengingatkan banyak orang bahwa pelayanan sejati adalah untuk memberi hidup bagi pekerjaan Tuhan di mana pun kita ditempatkan.
***