“Tomorrow’s church rests in the hands of today’s youth. What we teach them now, they will teach others in due time.”
“Masa depan gereja ada di tangan anak-anak muda hari ini. Apa yang kita ajarkan sekarang, mereka akan ajarkan kepada yang lain pada waktunya.” – J. C. Ryle
Saya mencoba mengingat kembali tahun di mana saya didoakan di kebaktian doa Rabu untuk diutus menempuh studi teologi. Saya ingat, di saat yang sama, ada dua orang lain yang juga menyerahkan diri menjadi Hamba Tuhan. Saya percaya, kami bertiga adalah buah dari pelayanan anak muda puluhan tahun sebelumnya.
Bukan hanya itu, banyak gembala, majelis, pelayan, dan orang tua yang setia merupakan produk pelayanan kaum muda yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh di masa lampau. Saya tetap yakin banyak yang menanam, banyak yang menyiram, tetapi TUHAN yang memberikan pertumbuhan. Hanya saja di antara para penanam dan penyiram, di manakah GKY BSD? Di manakah kita?
Christlikeness movement membawa kita mengerti bahwa menjadi serupa dengan Kristus adalah perjalanan panjang. It is not easy, yet doable. Mushi Tommy (Pdt. Tommy Elim, red.) menggambarkannya seperti seorang pelari maraton yang berlari sampai garis akhir dan seperti ibu yang melahirkan (Galatia 4:19).
Demikian juga perjalanan pelayanan anak-anak muda. Saya dan GI Dina, yang dipercaya membina kaum muda GKY BSD, terus setia menjalankan Discipleship Journey dan secara kontinu mengadaptasinya menjadi perjalanan yang cocok bagi generasi muda. Ibarat lari maraton, kami rindu memberikan sepatu dan arahan yang pas supaya anak-anak muda dapat mengenali rute maraton yang mereka tempuh.


Seperti yang disampaikan teolog Francis Schaeffer, bahwa setiap generasi gereja di mana pun bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan Injil dengan cara yang mudah dipahami dan mempertimbangkan perubahan kebutuhan generasi berikutnya.
Tujuan pelayanan Youth GKY BSD tidak berhenti pada anak muda yang mengerti Injil. Lebih dari itu, kami ingin kaum muda mampu membahasakan Injil kepada generasi manapun yang mereka jumpai.
Visi kami jelas, yakni membawa setiap anak muda memiliki relasi kasih dengan Tuhan dan sesama. Kami bermisi Youth GKY BSD menjadi komunitas yang mencintai Tuhan dan sesama melalui pemuridan. Berdasarkan visi dan misi tersebut, terbentuklah sebuah upaya membangun budaya pemuridan yang intensional untuk melahirkan murid yang memuridkan.


Kami mengelompokkan murid ke dalam empat tahap:
- CROWD.
Yakni orang-orang yang ada di dalam radar jangkauan pelayanan. Entah mereka saat ini hanya datang ke gereja atau baru bergabung dengan komunitas yang ada seperti basket, badminton, ataupun CGF. Disebut crowd karena kita belum mengetahui tentang iman dan kehidupan spiritual mereka. Di tahap ini, Injil menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dibagikan agar mereka mengenal kasih Kristus dan kebenaran-Nya.
- CHURCHED.
Orang-orang yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat dan mulai membangun kebiasaan rohani yang baik, seperti datang persekutuan atau rutin beribadah (75 persen kehadiran per bulan). Di titik ini mereka sangat membutuhkan komunitas rohani yang bertumbuh untuk memperdalam iman dan pengenalan mereka akan Tuhan.
- SERVANT DISCIPLE.
Setelah konsisten beribadah dan bersekutu di dalam CGF, kaum muda akan didorong untuk menjadi seorang pelayan di dalam gereja. Pada tahap ini, mereka akan didorong untuk mengikuti modul pembinaan berjenjang 1.0 yang diadakan bidang pembinaan GKY BSD.
Selain itu, juga ada beberapa workshop dari Bidang Ibadah yang dapat mereka ikuti jika terpanggil melayani sebagai pelayan mimbar, maupun pembinaan guru sekolah minggu jika terbeban untuk melayani anak-anak.
- DISCIPLE MAKER.
Tahap terakhir adalah mereka yang bukan hanya melayani di dalam tetapi juga di luar gereja. Mereka akan ditanamkan kerinduan yang besar untuk melayani orang-orang yang berada di fase crowd ataupun churched dan membimbing mereka untuk terlibat dalam pelayanan serta menjadi seorang disciple maker yang baru kelak.
Selama lebih dari dua tahun, keempat tahapan tersebut menjadi bingkai dinamika pelayanan anak-anak muda untuk terus bertumbuh dan berbuah. Kami menjalaninya dengan penuh semangat, salah satunya berkat dukungan dari banyak orang sehati yang Tuhan kirimkan, baik di level pemimpin maupun anggota. Tidak ada sebuah acara megah untuk memberikan daya tarik, melainkan hanya menceritakan visi dan memulainya secara sederhana.
Permulaan sederhana yang kami lakukan adalah mencari calon-calon leader yang berkomitmen untuk dikader sebagai disciple maker. Dari 80 peserta kegiatan retreat pemuda perdana “Exempli Gratia” pada 2023, terkumpullah 22 anak muda yang kami sebut close group. Mereka dibagi menjadi empat grup intensif. Selama enam bulan pertama, mereka diwajibkan membaca Alkitab setiap hari. Di level berikutnya, selama tiga bulan mereka belajar menceritakan berkat Tuhan.


Pertemuan setiap minggu di luar rutinitas CGF dan ibadah mingguan yang tidak bisa dikorbankan menjadi tantangan tersendiri. Di tengah kesibukan kerja, kuliah, dan pelayanan, mereka masih harus menambah satu pertemuan close group. Puji Tuhan, hanya karena anugerah-Nya, mereka mampu melewatinya.
Sudah enam bulan belakangan mereka yang tergabung dalam close group mendoakan murid yang akan mereka muridkan. Tahun ini menjadi tahun di mana para disciple maker yang sudah terlebih dahulu diperlengkapi diberikan kepercayaan untuk masuk ke dalam 10 CGF di Connexion (persekutuan anak muda) dan membangun budaya pemuridan intensional dengan bahan khusus.
Pada akhirnya, kami menyadari tidak ada satu metode yang menjadi “pakem” dan sempurna. Semua akan terus dievaluasi dan berdialog dengan perkembangan zaman. Lantas apa solusinya? Tidak ada, selain memercayakan semuanya pada Tuhan yang punya rencana dan cara yang paling tokcer bagi anak-anak muda yang Ia sendiri ciptakan dan sangat Ia kenali.
Dengan demikian kami menyadari, discipleship journey adalah perjalanan bersama dengan Kristus, menjadi seperti Kristus, dan untuk Kristus, sebagaimana moto Christlikeness yang berulang-ulang kita dengar dan sebutkan. Connexion sudah masuk ke dalam tahun ketujuh pelayanan. Sebelum masuk ke dalam usia Sabat, saya mengharapkan adanya anak-anak yang mengalami Tuhan dalam komunitas ini dan membagikan pengalaman yang luar biasa kepada setiap anak-anak muda lainnya di luar sana.
***
*) Penulis adalah hamba Tuhan pembina bagi komunitas anak-anak muda GKY BSD
No Comment! Be the first one.