Penulis: Pdt. Tommy Elim
Visi “Christlikeness Church” – gereja yang seluruh kegiatan dan aktivitas pelayanannya diarahkan untuk membentuk jemaat menjadi semakin serupa dengan Kristus – tertuang dalam gerakan yang disebut C-Movement (Christlikeness Movement). Karena ini merupakan sebuah gerakan (movement), fokus utamanya bukanlah sekadar program, kegiatan, ataupun aktivitas gerejawi, melainkan pada spirit dan culture gerakan tersebut.
Spirit adalah ‘jantung’ utama yang menggerakkan seluruh program pelayanan gerejawi. Seperti rusa yang sangat merindukan air, demikian pula kerinduan akan Allah menggerakkan kita untuk bersungguh-sungguh dan konsisten mengikuti program yang ada. Sehingga kita terus bertumbuh semakin menyerupai Kristus.
Spirit menjadikan kegiatan pelayanan bukan sekadar program yang harus dilaksanakan sesuai rencana, melainkan sebuah aktivitas rohani yang hidup. Seperti benar-benar mengalami momen perjumpaan rusa dengan padang rumput dan air yang segar.
Ketika spirit berada di arah yang benar, maka culture atau pola kebiasaan hidup yang baru – secara perlahan tapi pasti – akan terbentuk. Seperti ponsel yang perlu kita restart, pembentukan kembali hidup di dalam Kristus juga perlu diproses. Pada saat inilah culture kristiani mulai terbentuk dan proses menjadi Kristus kecil dapat terealisasi dalam kehidupan orang percaya.
Spirit dan Culture harus terus dijaga dalam perjalanan C-Movement. Setiap aktivitas yang dilakukan –baik khotbah, kebaktian doa, CGF, kegiatan komisi, diakonia, misi, dan lain-lain – harus terus berfokus pada spirit dan culture yang ingin dibentuk. Oleh karena itu, kesadaran rohani akan kehadiran Allah dalam aktivitas pelayanan maupun aspek hidup lainnya perlu terus-menerus dibangkitkan (Proses Awareness). Ketika kesadaran rohani ini dilakukan secara kontinu – dalam bentuk latihan rohani yang intensif dan terencana, juga melalui berbagai aktivitas gerejawi lainnya – maka proses penyatuan kebenaran Firman Tuhan dengan kehidupan kita pun menjadi semakin nyata (Proses Embodiment). Di saat inilah culture kehidupan Kristus akan mulai terwujud dalam kehidupan orang percaya.
Seluruh proses ini merupakan sebuah perjalanan panjang seumur hidup. Sebuah perjalanan yang dapat dirangkum dalam sebuah slogan: “With Christ, Like Christ, For Christ”.
“With Christ” menuntun kita mengalami kehadiran Kristus dan tinggal di dalam hadirat-Nya. Inilah momen mengecap keberadaan Kristus – encountering with Christ. Ketika kita terus mengalami kehadiran Kristus, proses “Like Christ” – menjadi seperti Kristus – juga terjadi dalam diri orang percaya. Kita semakin dibentuk dan proses transformasi pun terjadi. Pikiran, perasaan, dan perilaku kita akan menjadi semakin serupa Kristus.
Ketika perubahan itu terjadi, maka kita akan merasakan dampaknya. Awalnya dampak perubahan akan kita rasakan secara personal, lalu kemudian memberikan dampak bagi sekeliling kita. Inilah yang disebut momen impacting – mempengaruhi keluarga dan lingkungan sekeliling.
Implementasi C-Movement
Upaya mengimplementasikan C-Movement dilakukan melalui pendekatan komunal secara umum maupun melalui kelompok dan bahkan secara pribadi.
- Pendekatan Komunal
Pelayanan mimbar melalui Khotbah Minggu, khususnya minggu pertama setiap bulan, akan menjadi kendaraan utama untuk menjangkau seluruh jemaat. Khotbah dalam kebaktian Minggu pertama akan diperdalam di kebaktian doa Rabu setelahnya. Jemaat diharapkan dapat mengikuti kebaktian doa baik secara onsite ataupun online.
- Pendekatan Kelompok
Jemaat didorong untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam kelompok Christlikeness Group Fellowship (CGF), baik dalam wilayah maupun komisi. CGF adalah sarana terpenting untuk masuk secara intensif dalam proses pembentukan keserupaan dengan Kristus. Dalam CGF jemaat akan semakin diperlengkapi dengan wawasan baru yang seirama dengan khotbah Minggu pertama dan juga bertumbuh melalui interaksi kelompok. Selain itu, setiap anggota kelompok akan diarahkan untuk melakukan latihan rohani pribadi yang merupakan komponen penting dalam proses menjadi serupa Kristus.
- Pendekatan Pribadi
Latihan rohani harus dilakukan dalam kehidupan pribadi setiap jemaat agar proses menjadi seperti Kristus semakin terealisasi. Latihan rohani bersifat sangat praktis dan relevan dengan keseharian kita agar menyatu dengan kehidupan pribadi kita.
Pola Pembahasan Kelompok Kecil
Pola pembahasan CGF akan terkait dengan slogan C-Movement, “With Christ, Like Christ, For Christ” sehingga proses menyerupai Kristus semakin maksimal.
Tiga pola pembahasan CGF:
- WITH CHRIST: ENCOUNTERING
Momen Perjumpaan Pribadi dengan Tuhan
- Bagian pertama bahan Kelompok Kecil (KK) adalah kesempatan membagikan pengalaman perjumpaan (encountering) dengan Kristus yang diperoleh melalui kehidupan selama satu bulan terakhir, khususnya melalui khotbah di kebaktian Minggu dan kebaktian doa Rabu di minggu pertama setiap bulan. Momen ini juga dapat dipakai untuk membagikan pengalaman rohani bersama Kristus selama sebulan terakhir.
- Ini merupakan kesempatan berinteraksi dengan momen encountering saudara seiman untuk memperkaya pengalaman encountering pribadi. Biasakan saling bercerita, membagikan pengalaman rohani dalam kelompok. Bahkan, semangat berbagi ini perlu dipupuk dalam kehidupan keluarga antar suami-istri, orang tua dan anak.
- LIKE CHRIST: TRANSFORMING
Momen Pembentukan dan Perubahan Berbagai Aspek Kehidupan
- Fokus utama bagian kedua bahan pembahasan KK adalah pendalaman Alkitab yang akan membentuk dan mengubah cara berpikir maupun wawasan Kristiani sesuai dengan kebenaran Alkitab. Pada akhirnya perubahan tersebut diharapkan akan berdampak pada emosi dan perilaku kita.
- Pendalaman Alkitab diharapkan dapat menuntun kita pada pikiran Kristus dan akhirnya terjadi seperti apa yang Paulus katakan: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Fiipi 4:8)
- FOR CHRIST: IMPACTING
Momen Penyatuan dan Berdampak bagi Sekeliling
- Latihan rohani perlu dilakukan secara intensif dan konsisten agar gaya hidup kita semakin terbentuk menjadi Kristus kecil. Di sinilah dampak karya Roh Kudus akan menjadi semakin nyata dalam kehidupan pribadi kita.
- Dampak karya Roh Kudus yang terjadi pada diri seseorang akan memiliki efek domino yang memengaruhi kehidupan orang lain. Inilah yang Yesus maksud dengan menjadi garam dan terang dunia. Inilah hasil akhir yang diharapkan melalui proses latihan rohani.