Penulis: Jessica Lowell
Menghargai Tanda Tangan Ilahi dan Menyambut Keberagaman
Tanda tangan mega bintang sepak bola seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi mungkin sangat berharga bagi para penggemarnya. Maka bayangkan betapa berharga dan istimewanya kita karena memiliki tanda tangan Allah. Diciptakan menurut gambar-Nya, manusia memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi pada dunia. Namun, dosa dan kelemahan manusia seringkali merusak keindahan ini. Dalam konteks ini, penting untuk membahas pandangan kita terhadap mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat, seperti penyandang disabilitas, yang juga diciptakan dengan tanda tangan ilahi.
Stereotip dan stigma terhadap penyandang disabilitas masih umum ditemukan. Banyak orang menganggap mereka sebagai “beban” atau “tidak mampu”, padahal sejatinya itu hanyalah cerminan keterbatasan kita. Sebagai umat yang ditebus oleh darah Kristus, kita diharapkan untuk memandang seseorang melampaui keterbatasan fisik atau mentalnya. Sebagai keturunan Set, tugas kita adalah menjadi berkat dan menyebarkan terang bagi dunia.
Menghargai keberagaman, termasuk penyandang disabilitas, merupakan langkah yang sangat penting. Disabilitas tidak mengurangi nilai seseorang di hadapan Tuhan; setiap individu diciptakan menurut gambar-Nya. Kita diajak untuk memandang mereka dengan kasih, sebagaimana Yesus memandang setiap orang dengan belas kasih.
Komunitas CWP: Membangun Jembatan untuk Penyandang Disabilitas
Creative Working Place (CWP) atau Yayasan Caraka Wijaya Pratama adalah contoh nyata dukungan untuk penyandang disabilitas. CWP didirikan oleh Pak Benny Dewanto dengan komitmen untuk memberdayakan kaum muda penyandang disabilitas beserta keluarganya. Beliau meyakini bahwa disabilitas bukanlah halangan dalam berkarya, melainkan sebuah tantangan yang dapat diatasi dengan cara kreatif.
CWP memberikan peluang kepada penyandang disabilitas untuk menemukan tujuan hidup sekaligus mengembangkan potensi mereka. Di yayasan ini, para penyandang disabilitas mendapatkan dukungan emosional dan spiritual, juga terlibat dalam kegiatan kreatif seperti menulis, seni, dan musik. Selain itu, CWP juga memiliki podcast bernama Carmuts (Caraka Muda Talks) dan program pembinaan untuk konselor awam Caraka Kristus, yang semuanya bersinergi mendukung pertumbuhan komunitas yang inklusif.
Mengatasi Stigma dan Membangun Komunitas yang Inklusif
Banyak anggota CWP memiliki kisah inspiratif tentang bagaimana mereka mengatasi tantangan untuk mencapai prestasi. Regina Megumi salah satunya. Kelumpuhan dari leher ke bawah tak menyurutkan semangatnya. Dengan tekad kuat, ia menulis dan bekerja menggunakan komputer, meskipun harus mengikatkan tangannya pada mouse. Kisahnya sangat menyentuh, apalagi ketika ia berhasil diterima bekerja di sebuah perusahaan besar di Jakarta sebagai bagian dari tim Sumber Daya Manusia.
Determinasi yang sama juga ditunjukkan oleh Selvy. Meski memiliki keterbatasan berbicara karena disabilitasnya, Selvy menolak untuk menyerah pada keadaan. Sebaliknya, ia tetap gigih menulis dan berjuang mencapai impiannya menjadi novelis.
Kisah Regina dan Selvy mengingatkan kita bahwa “disabilitas” tidaklah bersinonim dengan “tidak produktif”. Dengan dukungan yang tepat, penyandang disabilitas tetap dapat berkarya bahkan mencapai prestasi luar biasa.
Maka, kita perlu menciptakan komunitas inklusif di mana semua individu diterima dan didukung tanpa memandang perbedaan. Membangun komunitas inklusif adalah tanggung jawab bersama kita semua. Dengan demikian, setiap individu dapat merasa dihargai dan didorong untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Kesimpulan: Menghargai Setiap Kehidupan
Menghargai tanda tangan ilahi dalam diri setiap individu adalah langkah pertama menuju perubahan. Dengan mengakui potensi di setiap individu, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, kita dapat berperan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan peduli. Setiap individu, tanpa memandang kondisi fisik, memiliki nilai dan peran dalam rencana Allah.
Melalui dukungan dan penerimaan, kita dapat membantu individu dengan keterbatasan fisik untuk menemukan suara dan panggilan hidup mereka. Komunitas seperti CWP adalah contoh konkret dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan. Dengan menerima keberagaman, kita dapat bersama-sama membangun dunia yang lebih inklusif dan adil bagi semua.