Pertanyaan tentang apakah seorang pemimpin itu memang terlahir (born) atau dibentuk (made) seringkali muncul dalam dunia manajemen. Khususnya ketika kita hendak menjalankan peran kepemimpinan atau saat kita sedang mengamati figur seorang pemimpin. Lalu bagaimana pandangan Anda dan bagaimana sebenarnya perspektif Alkitab terkait hal ini?
Pada awal abad 19, seorang pemimpin dilihat dari inteligensi, karisma, dan kemampuannya dalam mengambil keputusan. Juga bagaimana mereka, secara natural, dapat tampil dan meyakinkan banyak orang. Figur seperti Abraham Lincoln, Napoleon, Julius Caesar, Gandhi, dan George Washington adalah contoh tokoh-tokoh yang dianggap memang terlahir sebagai pemimpin hebat.
Pandangan ini kemudian menciptakan Great Man Theory, yaitu bagaimana seorang pemimpin besar memang terlahir untuk menjadi pemimpin. Teori ini kemudian dipopulerkan oleh Thomas Carlyle, seorang filsuf asal Skotlandia, dan terus berkembang hingga saat ini. Akibatnya, banyak orang melihat figur seorang pemimpin dari apa yang tampak dan apa yang dapat dikagumi dari diri mereka.
Teori kepemimpinan pun terus berkembang, hingga terjadi perbedaan pandangan dari sekelompok akademisi. Kepemimpinan dapat dilihat dari bagaimana cara seseorang berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggotanya, juga bagaimana sikap seseorang dalam mengambil keputusan. Sedangkan, kedua hal tersebut merupakan perilaku dan kemampuan yang dapat dilatih atau dibentuk. Teori kepempimpinan ini mengacu pada pendekatan karakter atau perilaku (Behavioral Theory) yang kemudian memunculkan teori Situational Leadership.


Dalam Situational Leadership dijelaskan bahwa seorang pemimpin dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi dengan tim yang ia miliki, sehingga ada korelasi antara kemampuan mereka dalam belajar dan perkembangan keterampilan kepemimpinan mereka. Behavioral Theory dikembangkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog dan akademisi Jerman-Amerika yang mewarnai pandangan bahwa seorang pemimpin dapat dilatih dan dibentuk.
Bagaimana pandangan Anda? Apakah seorang pemimpin dapat dibentuk atau memang terlahir sejak awal? Made or born?
Saya percaya bahwa seorang pemimpin bisa terlahir sejak awal, tetapi juga bisa melalui proses pembentukan. Kedua jalur ini sama-sama memungkinkan untuk mewujudkan sosok seorang pemimpin. Bahkan dapat melalui satu proses pembentukan yang saling melengkapi.
Di kala kita mempelajari Alkitab, khususnya Roma 12:8, tertulis mengenai karunia-karunia yang diberikan Allah, termasuk karunia untuk memimpin. Semua karunia yang Allah berikan menuntut kita untuk memanfaatkan dan mengembangkannya dengan baik dan benar. Mungkin sebagian kita menganggap bahwa seseorang memang dapat terlahir sebagai pemimpin.
Namun, apa yang tertulis dalam Alkitab ternyata tidak sejalan dengan pemikiran Great Man Theory. Sebab kunci seorang pemimpin di mata Allah bukan dari kesempurnaan yang ia miliki, juga bukan pula dari rupa paras tubuh. Seorang pemimpin di mata Allah akan menyadari bahwa yang diharapkan Allah adalah hati yang taat, patuh, dan berserah kepada Allah.
Misalnya saja Musa yang menurut kacamata dunia mungkin merupakan seorang pemimpin yang gagal. Kita tahu bagaimana Musa mengalami keraguan sejak awal hingga pada akhirnya tidak diperkenankan masuk ke dalam tanah perjanjian. Namun, di luar keraguannya, Musa taat kepada Allah. Sehingga dalam Ulangan 34:10 tertulis bagaimana di seluruh Israel tidak ada lagi nabi yang berhadapan muka atau berbicara dengan Tuhan (TB/BIMK) selain Musa.
Kemudian kita melihat Daud dengan segala ketidaksempurnaan dan dosa yang dihadapinya, tapi ia menjadi taat dan bertobat kembali kepada Tuhan. Kita tentu ingat bagaimana Tuhan berbicara kepada Samuel untuk jangan memandang paras dan perawakan. Kemudian dalam Kisah Para Rasul 13:22 (TB):
“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Bagaimana Daud akhirnya diangkat Tuhan menjadi seorang pemimpin yang berkenan di hati Allah adalah contoh bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan saat ini untuk menciptakan seorang pemimpin.
Bila kita melihat bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan seorang pemimpin, perspektif Behavioral Theory dapat kita pahami secara lebih nyata. Akan tetapi sudut pandang yang harus kita ingat dan membedakan kita dengan dunia adalah kita percaya Allah berdaulat penuh akan semua kondisi kehidupan yang kita alami. Allah juga berdaulat dalam kehidupan keluarga, orang tua, serta kemakmuran maupun kemiskinan kita.
Robert Clinton dalam bukunya The Making of a Leader mengingatkan bagaimana Allah yang berdaulat membentuk kita melalui lingkungan kita, di mana terdapat pertobatan yang dapat mengubah karakter. Berbagai pengalaman hidup, baik pujian, kritikan, jatuh-bangun, keberhasilan maupun kegagalan, semuanya membentuk kehidupan kita.


Allah melalui Roh Kudus senantiasa menyertai dan membentuk kedewasaan rohani seorang pemimpin. Di kala Roh Kudus bekerja dan seseorang diubahkan, maka ia akan menjadi pemimpin yang efektif dan berkenan di hadapan Allah. Sehingga pada akhirnya kita akan melihat seorang pemimpin yang telah digenapi Allah, di mana mereka dihargai oleh orang lain bukan karena jabatan atau kemampuan diri mereka tetapi karena karakter dan kasih Allah tampak dalam hidupnya. Pemimpin demikian akan dipakai Allah seutuhnya.
Paparan di atas dan diskusi yang disampaikan dalam tulisan ini mengajak kita untuk kembali merenung. Apapun keadaan dan siapapun diri kita, Allah yang berdaulat yang membuat kita memakai dan menjalankan peran kita sebagai pemimpin. Baik terlahir ataupun dibentuk, bagi saya, keduanya bisa menjadi satu kesatuan.
Tantangan terbesarnya adalah bagaimana seseorang dapat terus hidup dekat dengan Tuhan. Sebab menjadi pemimpin yang dipakai Allah seutuhnya dalam kehidupan bukanlah hal yang mudah. Pemimpin yang dapat merefleksikan diri Kristus sebagai gambar Allah dalam karakter dan kepemimpinan juga bukanlah hal yang mudah.
Namun, sulit bukan berarti kita harus menyerah. Biarlah kita diingatkan oleh kehidupan Daud yang dengan segala ketidak sempurnaannya tetap berjuang, taat dan berbalik kepada Allah hingga akhirnya ia berkenan di hati Allah. Kita pun harus terus berjuang dan hidup dekat dengan Allah.
Selamat menjalani proses kepemimpinan Anda. Kiranya kita dikenal sebagai pemimpin yang mau terus taat dan berusaha menjadi pribadi yang dapat berkenan dan mencerminkan gambar Allah dalam karakter dan cara kita memimpin. Mari kita berproses bersama. Tuhan Yesus memberkati.
No Comment! Be the first one.